KEPEDULIAN “JANGAN MENGANGGAP REMEH ORANG LAIN”

“JANGAN MENGANGGAP REMEH ORANG LAIN”

REVIEW CERITA(bagi yang lupa) dengan versi ingatan saya dan sudah dirombak karena ada yang lupa:

Pada suatu kisah,

Ada Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama.

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Tikuspun segera berlari menuju kandang (panik) dan berteriak (berharap ada yang bisa membantunya menghindari bahaya). ” Ada Perangkap Tikus di rumah….di rumah sekarang ada perangkap tikus….”

Ia mendatangi ayam. Sang Ayam berkata ” Tuan Tikus…, Aku turut bersedih engkau dalam bahaya tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku, jadi bagiku itu bukan masalah”

Sang Tikus lalu pergi menemui Kambing yang ada dikandang sambil berteriak cemas memberitahukan soal perangkap itu…
Sang Kambing pun berkata ” Aku turut ber simpati…tapi aku tidak bisa berbuat apa apa.. jadi aku membantu dalam doa saja”

Tikus lalu menemui Sapi yang juga milik si petani. Ia mendapat jawaban sama.
“Maafkan aku. Tapi perangkap tikus sama sekali tidak berbahaya buat aku”

Iyapun dengan penuh kesal plus dengki ke sarangnya.,. iya sedih karena tidak ada yang mempedulikannya.. ia harus menghadapi perangkap tikus itu sendirian.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Istrinyapun tergigit oleh ular dan jatuh pingsan.

Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam. Oleh karena itu, sang suami berinisiatif untuk membuat sop ayam. Dengan sangat terpaksa ia ke kandang dan menyembelih ayam untuk dimasakan sop ayam.

Ternyata sop ayam juga tidak ampuh untuk membuat istrinya sembuh. Lalu petani perlu melerakan kambingnya untuk disebelih karena sanak keluarga petani datang untuk menjenguk.

Tak lama kemudian sang istri meninggal duniaL

Saat pemakaman, banyak sekali orang desa yang datang melawat membuat bapak Petani harus menyembelih sapinya untuk menjamu makan tamu-tamunya.

Sang tikuspun hanya bisa menangis saat melihat semuanya telah pergi..

End…

———————————————————–

Dari cerita pendek bermakna ini saya menangkap 1 hal. Kita tidak boleh meremehkan orang lain. Apalagi hal kecil yang menurut kita tidak mungkin berpengaruh pada kita.. seperti cerita tikus ini.. ayam, kambing, dan sapi merasa dirinya tidak takut dengan perangkap tikus. Sehingga iya meremehkannya dan tidak membantu tikus. Pertama pada saat ibu Fransisca membuka slide pertama hingga ke 4(agak lupa) tentang sapi yang terakhir yang mengacuhkan tikus, saya tidak masalah dengan tidakan mereka. Menurut saya membantu atau tidak itu relatif kembali ke masing’’.  Masyarakat  cenderung mencari aman dan merasa apabila hal tersebut tidak berdampak bagi kita buat apa kita bantu. Pasti kita remehkan. Tak perlu disangkal hal tersebut merupakan hal wajar bagi kita.. (walau tidak semua begitu).

Setelah slideshow mulai di buka ke 5, ternyata perangkap tikus itu terperangkap oleh ular berbisa dan menyebabkan yang istri terluka dan akhirnya mati.. selain itu pula mengorbankan ayam, kambing, sapi untuk keperluan obat serta melayat. Saya agak kaget dengan ending cerita tersebut. Karena saya merasa fine’’ saja dengan tindakan mereka tapi kenapa tindakan mereka jadi menyelakakan mereka.

Setelah merenung di rumah ternyata saya salah dengan pendapat saya, tindakan mereka itu sebenarnya bukan fine’’ saja.. tetapi salah. Kenapa? Sebenarnya hal yang kecil yang kita merasa tidak akan berdampak pada kekita itu merupakan masalah besar. Kenapa? Karena pada kondisi itulah kita merasa lengah sehingga sesuatu yang kecil itu dapat menyelakakan kita. ( berdampak sistemik).  Saya pun merasa saya terlalu meremehkan hal kecil. Seperti saat belajar uas uts dsb. Saya merasa bagian ini tidak penting terlalu gampang. Tetapi pada saat soal itu keluar kita merasa tidak bisa dan tidak maksimal. Kenapa? Karena saya terlalu meremehkan bahwa bagian tersebut terlalu gampang.

Satu hal lagi yang saya salah dengan pendapat saya. Didalam cerita tikus,ayam, kambing, maupun sapi merupakan teman satu kandang ataupun teman sesama. Seharusnya kita sesama teman itu haruslah peduli satu sama lain. Saling membantu dan bergotong royong. Karena pada saat kita membutuhkan pertolongan, kepada siapa kita memintanya? Pasti kita meminta pertolongan pada teman.

Diakhir renungan ini marilah kita bersama saama untuk merubah pandangan hal yang tidak berhungan dengan kita kita anggap tidak penting. Ingat hal kecil dapat membayakan kita. Selain itu, kita harus saling tolong menolong terhadap sesama.. terutama keluarga, teman, sodara dan orang terdekat.

This entry was posted in character building 1 and tagged . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *